Selasa, 11 Maret 2014

Asik, Ada Wahana Baru di Sondokoro

Solopos.com, KARANGANYAR — Wahana Agrowisata Sondokoro, Tasikmadu, Karanganyar, bakal semakin lengkap di masa mendatang. Hal itu menyusul dibangunnya wahana kolam perahu di kompleks objek wisata setempat mulai pertengahan Oktober 2013.
Manajer Agrowisata Sondokoro, Megantoro, mengatakan rata-rata, pengunjung objek wisata yang berdiri tahun 2006 itu mencapai 20.000 pengunjung per bulan. Sejak Januari-Oktober 2013, jumlah pengunjung sudah mencapai 200.000 orang. Biaya per masuk di Sondokoro, senilai Rp5.000.
“Wahana di Sondokoro ini sebenarnya sudah banyak. Di antaranya, ada motor listrik, kereta api, taman air, dunia kreasi, perahu ayun, dan lain sebagainya. Mulai bulan kemarin, kami membangun kolam perahu seluas 1.000 meter persegi di bagian selatan. Nanti, akan disediakan maksimal 10 perahu di sana. Semoga, hal ini bisa menarik perhatian masyarakat untuk berbondong-bondong ke sini,” katanya, saat ditemui Solopos.com, di ruang kerjanya, Sabtu (2/11/2013).
Megantoro menjelaskan luas kompleks objek wisata Agrowisata Sondokoro mencapai kurang lebih 7 hektare. Dengan luas tersebut, objek yang menjadi andalan di Kecamatan Tasikmadu ini masih dapat menampung wahana lain yang menjadi daya tarik warga.
“Di Sondokoro ini masih banyak menyimpan potensi wisata alam. Ini belum semuanya dieksplotasi. Ke depan, kami akan memaksimalkan sajian kreasi, seperti batik, tari reog, barongsai untuk dihadirkan di sini di akhir tahun. Itu juga terkait dengan upaya mendongkrak pengunjung di Sondokoro agar dapat melebihi angka 20.000 orang per bulan,” katanya.
Bagian Administrasi Agrowisata Sondokoro, Adimasagi, menjelaskan pengunjung di Sondokoro berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Hal itu termasuk, pengunjung dari Jatim, Soloraya, Jogja, Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia. “Gaung objek wisata di sini sudah begitu dikenal oleh warga di luar Soloraya. Tapi, kami tetap terus melakukan kreasi promosi ke depan,” katanya.sumber

Kamis, 06 Maret 2014

248 Honorer K2 Karanganyar Masih Dipertahankan


Ilustrasi PNS
Solopos.com, KARANGANYAR –Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar masih mempertahankan sebanyak 248 tenaga honorer kategori 2 (K2) yang tak lolos seleksi CPNS beberapa pekan kemarin. Sebaliknya, Pemkab Karanganyar tetap memperjuangkan ratusan honorer K2 itu agar tetap memiliki kesempatan mengikuti seleksi CPNS di masa mendatang.
Demikian ditegaskan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Karanganyar, Larmanto, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (26/2/2014). Usulan Pemkab Karanganyar itu telah disampaikan resmi Bupati Karanganyar, Juliyatmono ke Kemenpan RI.
“Saat ini, di Karanganyar masih ada 248 tenaga honorer K2. Sebelumnya, total tenaga honorer ada 447 orang [199 orang sudah dinyatakan lolos sebagai CPNS]. Di sini, saya pastikan sebanyak 248 tenaga honorer itu masih tetap bertahan di lingkungan Pemkab Karanganyar. Untuk pembayaran honor mereka diambilkan dari pos anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang bersangkutan,” katanya.
Meskipun sudah diperjuangkan hingga ke pemerintah pusat, lanjut Larmanto, Pemkab Karanganyar belum bisa menjamin 248 tenaga honorer itu bisa diangkat sebagai CPNS di waktu mendatang. Pasalnya, hal tersebut masih menunggu kebijakan pemerintah pusat.
“Kami hanya sebatas mengusulkan dan memperjuangkan. Semuanya tergantung dari pemerintah pusat. Hingga sekarang memang belum ada pembukaan CPNS dari jalur K2,” katanya.Sumber

Warga Sekolahkan Anak ke Solo, SD di Jaten Tutup

Ilustrasi sekolah SD (Dok/JIBI/Solopos) 
KARANGANYAR–Warga Jaten, Karanganyar lebih memilih menyekolahkan anak-anaknya di Kota Solo. Sekolah yang berada di kecamatan tersebut justru kekurangan siswa, beberapa sekolah pun akhirnya ditutup.
Warga RT 002/ RW 018, Ngringo, Jaten, Karanganyar, Wiwik Ernawati, mengatakan sebagian tetangganya mengirim anak-anak bersekolah di Kota Solo. Padahal, ia menerangkan beberapa SD di Jaten justru kekurangan murid. Menurut dia, hanya SD N 8 Ngringo yang menjadi incaran orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Namun, Wiwik terkejut ketika SD N 8 Ngringo tiba-tiba ditutup. Ia mengatakan Sekolah Dasar (SD) Negeri 8 Ngringo telah ditutup dan digantikan dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). “SD teladan kok tiba-tiba jadi SLB. Ngerti-ngerti ilang,” ujarnya ketika dijumpai Solopos.com, Rabu (5/3/2014).
Ia menjelaskan SD N 8 Ngringo mempunyai banyak peminat sehingga menyebabkan sekolah lain justru kekurangan siswa. “Dulu kebanyakan sekolah lain enggak ada murid, tapi SD 8 mesti 100 persen terus,” tambah dia.
Selain SD N 8 Ngringo, Wiwik menerangkan SD N 10 Ngringo turut ditutup dan bangunannya dirubuhkan. “SD N 10 Ngringo sekarang jadi tanah kosong. Dulu ada juga SMK Bakti Karya, tapi sekarang jadi dua rumah itu,” ujarnya sembari menunjuk bangunan di seberang jalan tempatnya berdiri.
Menurut penuturannya, SMK Bakti Karya merupakan milik suatu yayasan. “Tanahnya kan dipinjam yayasan. Karena enggak ada murid jadi dipakai untuk rumah tinggal terus dibongkar dan sekarang jadi perumahan,” papar dia.
Kepala Desa Ngringo, Jaten, Karanganyar, Sardiman, mengatakan  Desa Ngringo mempunyai sebelas SD negeri. Ia menerangkan SLB yang berada di wilayahnya sejak awal memang berbentuk SLB. “Sedangkan SD N 10 Ngringo memang ditutup karena muridnya sedikit,” ujarnya ketika dijumpai Espos di kantornya, Kamis (6/3).
Sardiman menjelaskan banyaknya SD yang berdekatan menyebabkan SD N 10 Ngringo kekurangan murid. “Selain itu, suksesnya program pemerintah yaitu KB,” terang dia. Ia mengaku tenaga pendidik yang terbatas juga menjadi faktor pendukung. “Tenaga pendidik banyak yang pensiun. Sekarang saja, guru-guru agama banyak yang kurang,” tambahnya.
Sardiman mengemukakan alasan yang tidak jauh berbeda untuk SMK Bakti Karya. “Menurut informasi dari warga, peminatnya sedikit. Itu memang tanah perumnas yang dipinjamkan ke yayasan, setelah ditutup ya dikembalikan lagi ke perumnas,” paparnya.
Menurut dia, pemikiran warga yang maju lebih memilih sekolah yang favorit. Padahal, ia terus menghimbau warga untuk menyekolahkan anak-anaknya di Karanganyar. “Karena kualitasnya tidak kalah. Mulai tahun ini, ada program pendidikan gratis bagi warga Karanganyar,” ujar dia.
Sardiman menerangkan program pendidikan gratis bertujuan untuk menarik siswa sekaligus memajukan pendidikan. Ia pun bersama warga berinisiatif mengajukan pembangunan SMK negeri ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar.
“Mengajukan ke Pemkab agar dibangun SMK negeri di Kecamatan Jaten. Padahal daerah maju, tapi enggak ada SMK yang negeri,” kata dia. Namun, rencana tersebut belum resmi diajukan ke Pemkab Karanganyar dan masih menjadi wacana.Sumber